Showing posts with label Tips & Trik. Show all posts
Showing posts with label Tips & Trik. Show all posts
Mengapa mobil seringkali susah distarter?
Baca Lebih Lanjut

Mengapa mobil seringkali susah distarter?


Intensitas penggunaan mobil yang berkurang selama penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dan work from home (WFH) membuat beberapa komponennya menjadi tidak prima.
Pada kasus tertentu, mobil kerap menjadi sulit untuk distarter.

Padahal, kondisi aki dan oli masih terlihat baik-baik saja mengingat baru diganti di tiga bulan belakangan.


Didi Ahadi, Technical Support Manager PT Toyota Astra Motor (TAM) mengatakan, hal tersebut bisa terjadi karena ada beberapa bagian yang bermasalah akibat kurangnya perawatan. Seperti, busi, alternator, hingga suhu mobil.

"Busi yang kotor atau sudah tua itu bisa membuat mobil sulit distarter. Sebab, dia (busi kotor) bisa menghambat percikan bunga api yang dibutuhkan supaya mesin mobil dapat menyala," katanya kepada Kompas.com, belum lama ini.

Kemudian, penyebab lainnya adalah alternator yang rusak. Alternator merupakan komponen penting yang berfungsi mengalirkan listrik ke aki.

"Jika ini rusak, wajar kalau sulit distarter. Tapi jarang sekali kalau tidak ada kejadian apa-apa alternator rusak. Walau demikian bukan sama sekali tidak ada potensi," ujar Didi.

"Kalau alternator sudah terkendala, langsung urusannya ke bengkel. Hubungi bengkel resmi terdekat," kata dia.

Selain dua bagian itu, penyebab mobil sulit distarter bisa juga dikarenakan koil bermasalah. Untuk diketahui, komponen kecil ini fungsinya untuk menggandakan tegangan listrik dalam jumlah sangat besar ke aki.

Jika bagian ini tak berfungsi dengan baik, maka arus listrik yang mengalir ke busi tidak optimal. Adapun penyebab koil bisa bermasalah karena suhunya terlampau panas.

"Oleh sebab itu, penting sekali untuk tetap merawat mobil walaupun kebanyakan dibiarkan di garasi. Sederhana saja, seperti dipanaskan, dicek air radiator, rembesan oli, sampai bagian aki. Jadi ketika ingin kembali digunakan, mobil siap," kata Didi.

Intensitas penggunaan mobil yang berkurang selama penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dan work from home (WFH) membuat beberapa komponennya menjadi tidak prima.
Pada kasus tertentu, mobil kerap menjadi sulit untuk distarter.

Padahal, kondisi aki dan oli masih terlihat baik-baik saja mengingat baru diganti di tiga bulan belakangan.


Didi Ahadi, Technical Support Manager PT Toyota Astra Motor (TAM) mengatakan, hal tersebut bisa terjadi karena ada beberapa bagian yang bermasalah akibat kurangnya perawatan. Seperti, busi, alternator, hingga suhu mobil.

"Busi yang kotor atau sudah tua itu bisa membuat mobil sulit distarter. Sebab, dia (busi kotor) bisa menghambat percikan bunga api yang dibutuhkan supaya mesin mobil dapat menyala," katanya kepada Kompas.com, belum lama ini.

Kemudian, penyebab lainnya adalah alternator yang rusak. Alternator merupakan komponen penting yang berfungsi mengalirkan listrik ke aki.

"Jika ini rusak, wajar kalau sulit distarter. Tapi jarang sekali kalau tidak ada kejadian apa-apa alternator rusak. Walau demikian bukan sama sekali tidak ada potensi," ujar Didi.

"Kalau alternator sudah terkendala, langsung urusannya ke bengkel. Hubungi bengkel resmi terdekat," kata dia.

Selain dua bagian itu, penyebab mobil sulit distarter bisa juga dikarenakan koil bermasalah. Untuk diketahui, komponen kecil ini fungsinya untuk menggandakan tegangan listrik dalam jumlah sangat besar ke aki.

Jika bagian ini tak berfungsi dengan baik, maka arus listrik yang mengalir ke busi tidak optimal. Adapun penyebab koil bisa bermasalah karena suhunya terlampau panas.

"Oleh sebab itu, penting sekali untuk tetap merawat mobil walaupun kebanyakan dibiarkan di garasi. Sederhana saja, seperti dipanaskan, dicek air radiator, rembesan oli, sampai bagian aki. Jadi ketika ingin kembali digunakan, mobil siap," kata Didi.
8 tanda hewan peliharaan sedang mengalami stres
Baca Lebih Lanjut

8 tanda hewan peliharaan sedang mengalami stres


Merawat hewan peliharaan tidak sekadar memberinya makan dan tempat tinggal, tapi juga menjaga kesejahteraannya. Ini berarti, kita perlu mengetahui apakah peliharaan itu dalam kondisi sehat atau sakit, bahkan mengenali tanda-tanda stres.

Hewan peliharaan seperti kucing atau anjing ternyata juga bisa mengalami stres dan cemas. Menurut dokter hewan, ini adalah tanda-tandanya:

1. Melakukan grooming berlebihan

Kucing memiliki kemampuan membersihan dirinya sendiri (grooming) dengan cara menjilati bulu-bulunya. Namun, jika “si mpus” terlihat sering melakukan grooming, itu bisa jadi tanda ia sedang stres.

“Grooming berlebihan adalah perilaku pergeseran, mereka tidak tahu apa yang harus dilakukan saat stres atau cemas, sehingga mereka grooming untuk menenangkan dirinya,” kata dokter hewan Karie Anne Johnson.

Menurutnya, pada anjing biasanya perilakunya berupa menjilat atau mengunyah kaki depannya, sementara kucing mencabuti bulu dari perutnya. Tindakan grooming berlebihan ini dapat menyebabkan kulit infeksi karena iritasi.

2. Melirik ke samping

Pernahkah Anda mengamati kucing atau anjing menatap Anda tapi seperti melirik ke samping? Disebut juga dengan “mata paus” atau melirik ke samping, ekspresi ini merupakan tanda hewan peliharaan sedang tidak nyaman.

Bila hewan kesayangan Anda memberikan ekspresi tersebut, sebaiknya biarkan mereka sendirian dan jauhkan ia dari pemicu stres di lingkungan, misalnya hewan lain atau suara anak-anak yang terlalu berisik.

3. Menjilati bibir dan hidungnya

Walau hewan peliharaan sering menggunakan lidahnya untuk melembabkan hidung atau pun mengeksplorasi dunia di sekitarnya, tetapi menurut Johnson tindakan menjilati hidung atau bibirnya yang berlebihan bisa jadi tanda stres atau gelisah.


Waspadai perilaku itu, terutama jika kita sudah memberinya cukup air untuk minum dan tidak ada tanda iritasi di sekitar mulut dan hidungnya.

4. Bulunya rontok

Bulu-bulu yang rontok dalam jumlah banyak dan mendadak seringkali merupakan tanda stres pada anjing.

“Stres bisa menyebabkan anjing mengalami kulit bersisik dan bulunya rontok. Jika situasi stres itu hanya pada satu waktu, biasanya kerontokan bulu terjadi selama 3-4 hari,” kata dokter hewan Molly Farrell.

5. Terus menyalak atau melolong

Tanda stres lainnya pada anjing adalah terus menggonggong atau melolong.
“Menyuarakan adalah cara anjing berkomunikasi bahwa ia butuh sesuatu. Saat anjing terus menggonggong mereka mungkin mengalami stres,” kata dokter hewan Travis Arndt.

6. Sering bersembunyi

Secara alami kucing memang sering mengelak dari tangan manusia dan lebih suka mencari tempat sepi untuk tidur. Walau begitu, jika ia lebih sering bersembunyi kemungkinan ia sedang stres.
Arndt menyarankan untuk menyediakan “pohon kucing” atau tempat bertengger jika kita memelihara kucing. Ini karena kucing merasa lebih nyaman saat mereka di atas. Menyediakan tempat khusus di rumah di mana ia bisa merasa rileks juga dapat membantunya.

7. Gemetar dan mondar-mandir

Anjing yang terlihat gemetar dan terus mondar-mandir merupakan pertanda ia merasa tidak nyaman dan mencari cara keluar dari situasi sekarang. Bantulah anjing kesayangan Anda itu dengan menghilangkan sumber ketakutannya dan biarkan ia ke ruangan atau tempat lain untuk mengurangi kecemasannya.

8. Bola mata melebar dan kuping datar

Saat mengamati tanda stres atau kecemasan pada anjing, perhatikan mata dan kupingnya.
“Jika bola matanya tampak melebar dan kupingnya datar atau tidak tegak, itu merupakan tanda ia mengalami stres minor,” kata Farrell.

Tanda tersebut juga bisa tampak pada kucing yang merasa terancam.

Merawat hewan peliharaan tidak sekadar memberinya makan dan tempat tinggal, tapi juga menjaga kesejahteraannya. Ini berarti, kita perlu mengetahui apakah peliharaan itu dalam kondisi sehat atau sakit, bahkan mengenali tanda-tanda stres.

Hewan peliharaan seperti kucing atau anjing ternyata juga bisa mengalami stres dan cemas. Menurut dokter hewan, ini adalah tanda-tandanya:

1. Melakukan grooming berlebihan

Kucing memiliki kemampuan membersihan dirinya sendiri (grooming) dengan cara menjilati bulu-bulunya. Namun, jika “si mpus” terlihat sering melakukan grooming, itu bisa jadi tanda ia sedang stres.

“Grooming berlebihan adalah perilaku pergeseran, mereka tidak tahu apa yang harus dilakukan saat stres atau cemas, sehingga mereka grooming untuk menenangkan dirinya,” kata dokter hewan Karie Anne Johnson.

Menurutnya, pada anjing biasanya perilakunya berupa menjilat atau mengunyah kaki depannya, sementara kucing mencabuti bulu dari perutnya. Tindakan grooming berlebihan ini dapat menyebabkan kulit infeksi karena iritasi.

2. Melirik ke samping

Pernahkah Anda mengamati kucing atau anjing menatap Anda tapi seperti melirik ke samping? Disebut juga dengan “mata paus” atau melirik ke samping, ekspresi ini merupakan tanda hewan peliharaan sedang tidak nyaman.

Bila hewan kesayangan Anda memberikan ekspresi tersebut, sebaiknya biarkan mereka sendirian dan jauhkan ia dari pemicu stres di lingkungan, misalnya hewan lain atau suara anak-anak yang terlalu berisik.

3. Menjilati bibir dan hidungnya

Walau hewan peliharaan sering menggunakan lidahnya untuk melembabkan hidung atau pun mengeksplorasi dunia di sekitarnya, tetapi menurut Johnson tindakan menjilati hidung atau bibirnya yang berlebihan bisa jadi tanda stres atau gelisah.


Waspadai perilaku itu, terutama jika kita sudah memberinya cukup air untuk minum dan tidak ada tanda iritasi di sekitar mulut dan hidungnya.

4. Bulunya rontok

Bulu-bulu yang rontok dalam jumlah banyak dan mendadak seringkali merupakan tanda stres pada anjing.

“Stres bisa menyebabkan anjing mengalami kulit bersisik dan bulunya rontok. Jika situasi stres itu hanya pada satu waktu, biasanya kerontokan bulu terjadi selama 3-4 hari,” kata dokter hewan Molly Farrell.

5. Terus menyalak atau melolong

Tanda stres lainnya pada anjing adalah terus menggonggong atau melolong.
“Menyuarakan adalah cara anjing berkomunikasi bahwa ia butuh sesuatu. Saat anjing terus menggonggong mereka mungkin mengalami stres,” kata dokter hewan Travis Arndt.

6. Sering bersembunyi

Secara alami kucing memang sering mengelak dari tangan manusia dan lebih suka mencari tempat sepi untuk tidur. Walau begitu, jika ia lebih sering bersembunyi kemungkinan ia sedang stres.
Arndt menyarankan untuk menyediakan “pohon kucing” atau tempat bertengger jika kita memelihara kucing. Ini karena kucing merasa lebih nyaman saat mereka di atas. Menyediakan tempat khusus di rumah di mana ia bisa merasa rileks juga dapat membantunya.

7. Gemetar dan mondar-mandir

Anjing yang terlihat gemetar dan terus mondar-mandir merupakan pertanda ia merasa tidak nyaman dan mencari cara keluar dari situasi sekarang. Bantulah anjing kesayangan Anda itu dengan menghilangkan sumber ketakutannya dan biarkan ia ke ruangan atau tempat lain untuk mengurangi kecemasannya.

8. Bola mata melebar dan kuping datar

Saat mengamati tanda stres atau kecemasan pada anjing, perhatikan mata dan kupingnya.
“Jika bola matanya tampak melebar dan kupingnya datar atau tidak tegak, itu merupakan tanda ia mengalami stres minor,” kata Farrell.

Tanda tersebut juga bisa tampak pada kucing yang merasa terancam.
Tips memesan makanan online agar terhindar dari penyakit
Baca Lebih Lanjut

Tips memesan makanan online agar terhindar dari penyakit

Tips memesan makanan online agar terhindar dari penyakit

Pandemi corona tak ayal telah mengubah kebiasaan hidup kita. Mulai dari cara bekerja, belajar, beribadah, hingga soal makan.

Nah, bicara tentang makan, banyak di antara kita dahulu terbiasa jajan atau berbelanja untuk dimasak sendiri. Namun hal tersebut sekarang menjadi lebih sulit dilakukan mengingat adanya pembatasan keluar dan kekhawatiran tertular Covid-19.

Banyak orang memilih berada di rumah dibandingkan harus bepergian. Sehingga urusan makan pun kita seringkali memesan makanan dari rumah makan untuk diantar ke rumah.

Namun banyak yang pasti bertanya-tanya, apakah aman untuk pesan makanan secara online? Apakah makanan yang dipesan sudah dimasak dengan benar sehingga tidak menularkan virus? Apakah proses pengiriman sudah bersih dan aman?

Perlu diketahui bahwa bila proses pembuatan dan pengiriman makanan terkena percikan air yang dikeluarkan oleh penderita saat bersin atau batuk, bukan tidak mungkin hal tersebut dapat menular kepada orang yang memakannya.

Hal ini karena penularan virus corona yang utama berasal dari cairan tubuh seseorang yang terinfeksi, seperti cipratan air yang keluar dari hidung atau mulut saat bersin, batuk, atau mengeluarkan napas.
Meski begitu, memesan makanan online dianggap sebagai hal yang aman karena peluang hidup virus corona pada permukaan benda, seperti plastik atau kemasan makanan, sangat kecil.

Maka, kemungkinan risiko penyebaran virus corona yang berasal dari produk atau kemasan makanan yang dikirim lewat delivery atau ojek online pun tergolong rendah.

Akan tetapi ada baiknya kita selalu berhati-hati dalam urusan memesan makanan ini. Ada beberapa tips yang bisa dilakukan agar selalu aman saat pesan makanan di masa pandemi virus corona. Apa saja?

01 Memilih tempat makan yang terpercaya

Salah satu tips pesan makanan yang aman adalah memilih restoran yang terpercaya. Artinya, kita bisa pesan makanan dari restoran yang kita yakini bersih dan sudah pernah dicoba sebelumnya, atau direkomendasikan oleh banyak orang.

Bagaimana kalau kita belum pernah memesan di restoran tersebut? Menurut Frederika Gozali, pemilik restoran Spumante di kawasan Menteng, di jaman sekarang ini kita bisa mengecek sebuah restoran lewat instagram atau lewat review yang biasanya ada di Google.

"Coba cek instagram resto yang mau dipesan, biasanya mereka akan post foto atau video proses persiapan masak dan packing makanannya. Lalu sewaktu mau memesan bisa tanya detail cara pengemasan dan pengirimannya juga, ujar Frederika lewat pesan, Rabu (29/4/2020).

Dengan cara ini, kita mengetahui bagaimana pihak restoran memasak serta menjaga kehigienisan makanan tersebut.

Sebaliknya, pesan makanan dari daftar restoran yang mungkin belum pernah dicoba atau tidak memiliki informasi secara online, dapat menimbulkan rasa keraguan dan kekhawatiran mengenai cara memasak dan kebersihan makanan tersebut.

02 Memesan makanan yang dimasak dengan matang

Makanan yang dimasak dengan baik dan matang cenderung membuat berbagai virus, kuman, dan bakteri mati dalam proses memasak makanan.

Sementara, makanan mentah atau yang tidak dimasak dengan baik, seperti salad, ikan mentah, atau potongan buah-buahan segar lebih mudah tercemar oleh virus, bakteri, dan kuman. Akibatnya, risiko makanan tercemar oleh virus dan bakteri pun menjadi lebih tinggi.

Hal ini bisa dikurangi bila makanan tersebut diproses dengan benar, misalnya dicuci bersih oleh orang yang juga menjaga kebersihan diri.

Saat ini sudah banyak restoran yang memperhatikan kebersihan proses memasak, termasuk melengkapi karyawan dengan seragam dan alat yang menghindarkan kontaminasi pada makanan.
"Yang kita lakukan di Spumante adalah melengkapi semua staf dengan seragam dan apron bersih dan mereka wajib cuci tangan terlebih dahulu,"papar Frederika.

"Lalu peralatan preparan dan masak yang hendak dipakai dicuci bersih dan dikeringkan dengan paper towel. Selanjutnya wajib mencuci bersih sayuran yang mau diolah seperti daun-daun salad. Sebelum mulai kerja, staf wajib mengenakan masker, sanitizer dan sarung tangan karet yang sudah disediakan sebelum mulai memasak."

03 Meminta makanan dikemas dengan benar dan bersih

Pengemasan makanan menjadi sesuatu yang harus diperhatikan pada saat ini. Akan sia-sia jika makanan yang bersih dikemas sembarangan sehingga memungkinkan kuman penyakit masuk. Apalagi bila makanan tersebut diantar ke rumah. Bayangkan apa saja yang bisa menempel selama di perjalanan.

Kita bisa meminta restoran untuk mengemas makanan dalam wadah yang tertutup, kemudian dimasukkan tas yang juga tertutup. Lebih baik lagi bila pengantar makanan juga memiliki boks khusus untuk membawanya.

Menurut Frederika, untuk kondisi seperti sekarang ini, Spumante bahkan menerapkan standar yang ketat sampai menyemprot wadah terluar dengan disinfektan food grade.

"Makanan ditaruh dalam paper lunch box, dan ditutup rapi, lalu dimasukkan ke kantong plastik dan diikat tali untuk menjaga agar tidak ada debu atau kotoran masuk selama perjalanan,"ujarnya.

"Setelah diikat, kami juga semprot dengan food grade disinfectant lalu dimasukkan ke wadah container yang sebelumnya juga sudah disemprot food grade disinfectant,"lanjut Frederika.

Proses packing ini dilakukan olef staf yang sudah membersihkan diri dengan cuci tangan, memakai masker, serta mengenakan sarung tangan plastik untuk menjaga kemasan tetap higienis.

04 Membatasi kontak langsung dengan kurir

Tips pesan makanan lewat ojek online yang aman berikutnya adalah dengan membatasi kontak langsung antara pemesan dengan kurir yang mengantar makanan. Langkah ini dapat menjadi salah satu upaya pencegahan virus corona.

Ya, kita bisa meminta secara khusus kepada kurir ojek online untuk mengantarkan makanan dengan cara meletakkannya di depan pintu atau pagar rumah, atau bisa pula meletakkannya di meja resepsionis bagi yang tinggal di apartemen.

Namun, pastikan melakukan transaksi secara cashless atau pembayaran dalam bentuk nontunai sebelumnya. Apabila terpaksa melakukan pembayaran dalam bentuk tunai, Anda bisa memasukkan uang ke dalam amplop dan meletakkannya di tempat yang disepakati. Setelah itu, beritahu kurir untuk meletakkan pesanan makanan di tempat tersebut.

Jika harus menerima pesanan makanan secara langsung, minta kurir untuk meletakkan makanan terlebih dahulu di jarak aman sejauh 2 meter dari posisi Anda.

Agar lebih higienis, Anda dapat menyiapkan sebotol sabun cuci tangan di dekat keran depan rumah atau cairan hand sanitizer. Langkah ini bertujuan agar para kurir makanan online memiliki kesempatan untuk membersihkan tangannya.

Dalam hal ini, yang dilakukan Spumante dan beberapa restoran lain adalah mengirimkan makanan dengan kurir sendiri.

"Staf kami yang mengantar makanan dilengkapi dengan masker, sarung tangan dan hand sanitizer. Sebelum meletakkan makanan di depan pagar, mereka diminta menyemprot lagi tutup plastik container, lalu membuka tutup plastik container dan mempersilakan orang yang memesan untuk mengambil plastik kemasan makanan sendiri," jelas Frederika.

05 Memindahkan makanan dari kemasan ke tempat makan sendiri

Jika pesanan makanan sudah berada di tangan, sebaiknya segera pindahkan makanan dari kemasan ke tempat makan milik sendiri. Langkah ini bertujuan untuk menghindari paparan virus, bakteri, atau kuman yang mungkin menempel pada kemasan makanan selama di perjalanan kurir mengantarkannya.

Namun, pastikan Anda mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir terlebih dahulu sebelum memindahkan makanannya, ya.

06 Memanaskan makanan sebelum dimakan

Sebelum menyantapnya, kita bisa memanaskan kembali makanan yang dibeli dari restoran.

Memanaskan makanan kembali bertujuan untuk mematikan virus, bakteri, atau kuman yang mungkin terkontaminasi pada makanan yang kita pesan.

07 Jangan lupa mencuci tangan

Yang paling penting bagi para pemesan makanan adalah wajib mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir selama 20 detik sebelum dan setelah menyiapkan makanan serta sebelum dan sesudah makan makanan yang dipesan.

Jika tidak menemukan akses air mengalir dan sabun, gunakan cairan pembersih tangan dengan kandungan alkohol sekitar 70 persen untuk membersihkannya. Pastikan juga tidak menyentuh area wajah saat membawa makanan yang dipesan masuk ke dalam rumah atau ketika sedang menyiapkan makanan.

Langkah tersebut merupakan salah satu cara mencegah virus masuk ke dalam tubuh. Sebab, tangan Anda bisa saja habis memegang permukaan benda lain yang mungkin sebelumnya terpapar virus, bakteri, atau kuman.
Tips memesan makanan online agar terhindar dari penyakit

Pandemi corona tak ayal telah mengubah kebiasaan hidup kita. Mulai dari cara bekerja, belajar, beribadah, hingga soal makan.

Nah, bicara tentang makan, banyak di antara kita dahulu terbiasa jajan atau berbelanja untuk dimasak sendiri. Namun hal tersebut sekarang menjadi lebih sulit dilakukan mengingat adanya pembatasan keluar dan kekhawatiran tertular Covid-19.

Banyak orang memilih berada di rumah dibandingkan harus bepergian. Sehingga urusan makan pun kita seringkali memesan makanan dari rumah makan untuk diantar ke rumah.

Namun banyak yang pasti bertanya-tanya, apakah aman untuk pesan makanan secara online? Apakah makanan yang dipesan sudah dimasak dengan benar sehingga tidak menularkan virus? Apakah proses pengiriman sudah bersih dan aman?

Perlu diketahui bahwa bila proses pembuatan dan pengiriman makanan terkena percikan air yang dikeluarkan oleh penderita saat bersin atau batuk, bukan tidak mungkin hal tersebut dapat menular kepada orang yang memakannya.

Hal ini karena penularan virus corona yang utama berasal dari cairan tubuh seseorang yang terinfeksi, seperti cipratan air yang keluar dari hidung atau mulut saat bersin, batuk, atau mengeluarkan napas.
Meski begitu, memesan makanan online dianggap sebagai hal yang aman karena peluang hidup virus corona pada permukaan benda, seperti plastik atau kemasan makanan, sangat kecil.

Maka, kemungkinan risiko penyebaran virus corona yang berasal dari produk atau kemasan makanan yang dikirim lewat delivery atau ojek online pun tergolong rendah.

Akan tetapi ada baiknya kita selalu berhati-hati dalam urusan memesan makanan ini. Ada beberapa tips yang bisa dilakukan agar selalu aman saat pesan makanan di masa pandemi virus corona. Apa saja?

01 Memilih tempat makan yang terpercaya

Salah satu tips pesan makanan yang aman adalah memilih restoran yang terpercaya. Artinya, kita bisa pesan makanan dari restoran yang kita yakini bersih dan sudah pernah dicoba sebelumnya, atau direkomendasikan oleh banyak orang.

Bagaimana kalau kita belum pernah memesan di restoran tersebut? Menurut Frederika Gozali, pemilik restoran Spumante di kawasan Menteng, di jaman sekarang ini kita bisa mengecek sebuah restoran lewat instagram atau lewat review yang biasanya ada di Google.

"Coba cek instagram resto yang mau dipesan, biasanya mereka akan post foto atau video proses persiapan masak dan packing makanannya. Lalu sewaktu mau memesan bisa tanya detail cara pengemasan dan pengirimannya juga, ujar Frederika lewat pesan, Rabu (29/4/2020).

Dengan cara ini, kita mengetahui bagaimana pihak restoran memasak serta menjaga kehigienisan makanan tersebut.

Sebaliknya, pesan makanan dari daftar restoran yang mungkin belum pernah dicoba atau tidak memiliki informasi secara online, dapat menimbulkan rasa keraguan dan kekhawatiran mengenai cara memasak dan kebersihan makanan tersebut.

02 Memesan makanan yang dimasak dengan matang

Makanan yang dimasak dengan baik dan matang cenderung membuat berbagai virus, kuman, dan bakteri mati dalam proses memasak makanan.

Sementara, makanan mentah atau yang tidak dimasak dengan baik, seperti salad, ikan mentah, atau potongan buah-buahan segar lebih mudah tercemar oleh virus, bakteri, dan kuman. Akibatnya, risiko makanan tercemar oleh virus dan bakteri pun menjadi lebih tinggi.

Hal ini bisa dikurangi bila makanan tersebut diproses dengan benar, misalnya dicuci bersih oleh orang yang juga menjaga kebersihan diri.

Saat ini sudah banyak restoran yang memperhatikan kebersihan proses memasak, termasuk melengkapi karyawan dengan seragam dan alat yang menghindarkan kontaminasi pada makanan.
"Yang kita lakukan di Spumante adalah melengkapi semua staf dengan seragam dan apron bersih dan mereka wajib cuci tangan terlebih dahulu,"papar Frederika.

"Lalu peralatan preparan dan masak yang hendak dipakai dicuci bersih dan dikeringkan dengan paper towel. Selanjutnya wajib mencuci bersih sayuran yang mau diolah seperti daun-daun salad. Sebelum mulai kerja, staf wajib mengenakan masker, sanitizer dan sarung tangan karet yang sudah disediakan sebelum mulai memasak."

03 Meminta makanan dikemas dengan benar dan bersih

Pengemasan makanan menjadi sesuatu yang harus diperhatikan pada saat ini. Akan sia-sia jika makanan yang bersih dikemas sembarangan sehingga memungkinkan kuman penyakit masuk. Apalagi bila makanan tersebut diantar ke rumah. Bayangkan apa saja yang bisa menempel selama di perjalanan.

Kita bisa meminta restoran untuk mengemas makanan dalam wadah yang tertutup, kemudian dimasukkan tas yang juga tertutup. Lebih baik lagi bila pengantar makanan juga memiliki boks khusus untuk membawanya.

Menurut Frederika, untuk kondisi seperti sekarang ini, Spumante bahkan menerapkan standar yang ketat sampai menyemprot wadah terluar dengan disinfektan food grade.

"Makanan ditaruh dalam paper lunch box, dan ditutup rapi, lalu dimasukkan ke kantong plastik dan diikat tali untuk menjaga agar tidak ada debu atau kotoran masuk selama perjalanan,"ujarnya.

"Setelah diikat, kami juga semprot dengan food grade disinfectant lalu dimasukkan ke wadah container yang sebelumnya juga sudah disemprot food grade disinfectant,"lanjut Frederika.

Proses packing ini dilakukan olef staf yang sudah membersihkan diri dengan cuci tangan, memakai masker, serta mengenakan sarung tangan plastik untuk menjaga kemasan tetap higienis.

04 Membatasi kontak langsung dengan kurir

Tips pesan makanan lewat ojek online yang aman berikutnya adalah dengan membatasi kontak langsung antara pemesan dengan kurir yang mengantar makanan. Langkah ini dapat menjadi salah satu upaya pencegahan virus corona.

Ya, kita bisa meminta secara khusus kepada kurir ojek online untuk mengantarkan makanan dengan cara meletakkannya di depan pintu atau pagar rumah, atau bisa pula meletakkannya di meja resepsionis bagi yang tinggal di apartemen.

Namun, pastikan melakukan transaksi secara cashless atau pembayaran dalam bentuk nontunai sebelumnya. Apabila terpaksa melakukan pembayaran dalam bentuk tunai, Anda bisa memasukkan uang ke dalam amplop dan meletakkannya di tempat yang disepakati. Setelah itu, beritahu kurir untuk meletakkan pesanan makanan di tempat tersebut.

Jika harus menerima pesanan makanan secara langsung, minta kurir untuk meletakkan makanan terlebih dahulu di jarak aman sejauh 2 meter dari posisi Anda.

Agar lebih higienis, Anda dapat menyiapkan sebotol sabun cuci tangan di dekat keran depan rumah atau cairan hand sanitizer. Langkah ini bertujuan agar para kurir makanan online memiliki kesempatan untuk membersihkan tangannya.

Dalam hal ini, yang dilakukan Spumante dan beberapa restoran lain adalah mengirimkan makanan dengan kurir sendiri.

"Staf kami yang mengantar makanan dilengkapi dengan masker, sarung tangan dan hand sanitizer. Sebelum meletakkan makanan di depan pagar, mereka diminta menyemprot lagi tutup plastik container, lalu membuka tutup plastik container dan mempersilakan orang yang memesan untuk mengambil plastik kemasan makanan sendiri," jelas Frederika.

05 Memindahkan makanan dari kemasan ke tempat makan sendiri

Jika pesanan makanan sudah berada di tangan, sebaiknya segera pindahkan makanan dari kemasan ke tempat makan milik sendiri. Langkah ini bertujuan untuk menghindari paparan virus, bakteri, atau kuman yang mungkin menempel pada kemasan makanan selama di perjalanan kurir mengantarkannya.

Namun, pastikan Anda mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir terlebih dahulu sebelum memindahkan makanannya, ya.

06 Memanaskan makanan sebelum dimakan

Sebelum menyantapnya, kita bisa memanaskan kembali makanan yang dibeli dari restoran.

Memanaskan makanan kembali bertujuan untuk mematikan virus, bakteri, atau kuman yang mungkin terkontaminasi pada makanan yang kita pesan.

07 Jangan lupa mencuci tangan

Yang paling penting bagi para pemesan makanan adalah wajib mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir selama 20 detik sebelum dan setelah menyiapkan makanan serta sebelum dan sesudah makan makanan yang dipesan.

Jika tidak menemukan akses air mengalir dan sabun, gunakan cairan pembersih tangan dengan kandungan alkohol sekitar 70 persen untuk membersihkannya. Pastikan juga tidak menyentuh area wajah saat membawa makanan yang dipesan masuk ke dalam rumah atau ketika sedang menyiapkan makanan.

Langkah tersebut merupakan salah satu cara mencegah virus masuk ke dalam tubuh. Sebab, tangan Anda bisa saja habis memegang permukaan benda lain yang mungkin sebelumnya terpapar virus, bakteri, atau kuman.
Beberapa cara menghentikan Hoax di Whatsapp
Baca Lebih Lanjut

Beberapa cara menghentikan Hoax di Whatsapp

cara menghentikan Hoax di Whatsapp

Hoax, hoaks, atau berita palsu menjadi salah satu masalah yang dihadapi aplikasi perpesanan instan WhatsApp. Pelaku kejahatan telah memanfaatkan WhatsApp selama bertahun-tahun untuk menyebarkan berita palsu.

Adanya pandemi Virus Corona atau Covid-19 turut meningkatkan penyebaran berita palsu di WhatsApp. Sehingga mendorong aplikasi ini memulai kampanye aktif untuk mengendalikan berita palsu dengan bekerja sama dengan Organisasi Kesehatan dunia, WHO.


Tetapi, para pengguna juga bisa waspada dan menghentikan penyebaran berita palsu secara mandiri. Dilansir dari Group Teman Asia, berikut empat (4) cara menemukan dan menghentikan penyebaran hoax di WhatsApp:

01 Harus memahami pesan yang diteruskan

Pesan yang diteruskan dari orang lain memiliki label "Forwarded". Ini bisa dapat membantu pengguna mengetahui bahwa pesan tidak ditulis oleh orang pertama yang bertukar pesan dengan pengguna.

Ketika sebuah pesan diteruskan dari satu pengguna ke pengguna lainnya lebih dari lima kali, akan ditandai dengan ikon panah ganda. Jika pengguna tidak yakin siapa yang menulis pesan pertama kali, periksa ulang fakta yang ada di pesan itu dengan sumber berita tepercaya.

02 Memeriksa foto dan media dengan cermat

Foto, rekaman audio, dan video bisa diedit untuk menyesatkan pengguna. Sebaiknya pengguna melihat sumber berita tepercaya untuk melihat apakah berita itu dilaporkan di tempat lain.

03 Carilah pesan yang terlihat berbeda

Pesan atau tautan situs web yang mengandung hoaks umumnya memiliki kesalahan pengejaan. Cari tanda-tanda ini sehingga pengguna bisa memeriksa apakah informasinya akurat.

04 Verifikasi kembali sebelum meneruskan

Terkadang beberapa pesan yang diteruskan dari keluarga atau teman terlihat bermanfaat atau tidak berbahaya. Tetapi apa pun situasinya, pengguna harus mengkonfirmasi fakta-fakta dari pesan itu sebelum meneruskannya ke orang lain.

Pengguna bisa memverifikasi pesan dengan mencari fakta secara online sebelum membagikannya dengan kontak pengguna. Jika pengguna masih tidak yakin apakah pesan itu benar, periksa situs berita tepercaya dan tanyakan pemeriksa fakta.

Jika pengguna menerima pesan berisi berita palsu atau hoax, bagikan fakta yang sebenarnya kepada orang itu. Minta mereka agar membagikan informasi yang akurat saja. Jika grup atau kontak itu terus-menerus mengirimkan berita palsu, jangan ragu untuk melaporkannya.
Cara mencegah peretasan akun Whatsapp
Baca Lebih Lanjut

Cara mencegah peretasan akun Whatsapp


Layanan perpesanan WhatsApp seperti akun media sosial menjadi sasaran peretasan. Pakar keamanan siber Pratama Persadha mengatakan ada beberapa cara untuk mengambil alih Whatsapp.

Pertama, memasang meninginstall malware di ponsel target. Malware bisa diinstal dengan cara phising serta metode lainnya.

Selanjutnya, duplikasi nomor GSM target yang dipakai WA. Cara lain, dengan menyadap komunikasi handphone target, baik dengan active/passive intercept.

Berikutnya, dengan melakukan hacking kepada pihak ketiga penyedia layanan SMS BLAST yang mengirimkan kode OTP kepada ponsel target. Selain itu, bisa juga dengan akses fisik kepada smartphone target.

Pratama menyarankan beberapa hal untuk mencegah terjadinya peretasan akun Whatsapp. Menurut dia, langkah yang  paling sering dilakukan adalah selalu cek nomor GSM.

"Karena sekarang umum menelpon dengan WA jadi masyarakat sering abai pada nomor GSM,terutama bila terkoneksi Wifi. Lakukan panggilan ke 5 nomor, lakukan ini tiap bulan, secara teratur. Ini sebagai langkah bila nomor kita tak aktif langsung bisa meminta simcard dan laporan ke provider," ucapnya.

Dia mengingatan jangan pernah pinjamkan smartphone kepada orang lain. Selain itu, jangan buka dan klik url link asing dari WA, SMS, email dan semacamnya. Hal ini penting untuk menghindari phising yang memasukkan malwere ke perangkat.

Dilansir dari Group Teman Asia, ada dua aturan yang sangat penting agar akun Anda tidak mudah diretas. Pertama, jangan pernah membagikan kode WhatsApp enam digit dengan siapa pun, bahkan orang tua, teman dan saudara.

Tidak ada alasan yang sah bagi seseorang untuk meminta kode yang dikirimkan WhatsApp pada Anda melalui SMS. Kedua, jika hal terburuk terjadi, maka siapkan PIN sebagai penghalang lain untuk menghentikan seseorang agar tidak dapat masuk ke akun Anda.

Cara mengaktifkan PIN yang panjangnya juga enam digit adalah pengguna harus membuka WhatsApp dan ketuk tiga titik di kanan atas layar. Tekan Pengaturan, kemudian pilih Akun.

Pengguna selanjutnya bisa menggunakan verifikasi dua langkah. Tekan Enable dan kemudian pilih PIN enam digit Anda. Langkah selanjutnya tidak wajib untuk dilakukan, tetapi menambahkan alamat email akan memungkinkan pengguna memulihkan akun jika lupa PIN.


WhatsApp secara berkala akan meminta PIN saat menggunakannya sehingga pengguna tidak mudah melupakannya.